Aktif Bergerak YES Penyakit Jantung Koroner NO

Oleh: dr. Supono

Timbulnya penyakit jantung koroner dapat dipicu oleh berbagai hal, dan banyak faktor resiko yang dapat meningkatkan seseorang untuk timbul serangan jantung koroner, salah satunya adalah kurangnya aktivitas fisik. Berkembangnya teknologi informasi dan transportasi sangat membantu aktivitas manusia. Kemudahan-kemudahan tersebut menyebabkan minimnya aktivitas fisik manusia karena berbagai aktivitas dapat dilakukan di satu tempat sehingga aktivitas fisik semakin berkurang.Dalam berbagai penelitian di Inggris, banyak membuktikan bahwa tukang pos yang bekerja dengan berkeliling dengan berjalan kaki atau bersepeda lebih aman dari gangguan jantung dibandingkan dengan petugas penerima telepon yang dalam bekerja banyak duduk. Berbagai penelitian selanjutnya semakin mengukuhkan keterkaitan antara penyakit jantung dengan kebiasaan beraktivitas fisik.

Aktivitas-aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur, memiliki efek yang menguntungkan terhadap kesehatan secara umum, yaitu : terhindar dari penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, kencing manis, osteoporosis dan lain sebagainya. Selain itu dapat menjaga berat badan yang terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, lebih percaya diri, lebih bertenaga dan bugar dan secara keseluruhan kesehatan secara umum menjadi lebih baik.

Kebiasaan bergerak dalam berbagai kegiatan sehari-hari dapat meningkatkan tingkat kesehatan, sebab dengan aktif bergerak dapat memperbaiki tekanan darah, kadar gula darah dan kadar lemak didalam darah dan yang paling nyata adalah dapat menurunkan berat badan. Aktivitas fisik atau olahraga yang teratur juga akan berdampak pada perbaikan fungsi dari sel-sel endotel, yaitu sel sel yang berada di pembuluh darah (pembuluh darah sistemik dan koroner) yang sangat vital fungsinya.

Peran sel-sel endotel sangat penting dalam perjalanan suatu penyakit jantung dan pembuluh darah. Fungsi dari sel endotel antara lain :

  1. Mempertahankan tonus (kelenturan) dan struktur vaskular (pembuluh darah)
  2. Regulasi pertumbuhan sel vaskular
  3. Regulasi trombosit dan fungsi fibrinolisis
  4. Mediator mekanisme inflamasi dan imun
  5. Regulasi leukosit dan adhesi platelet pada permukaan
  6. Modulasi oksidasi lipid
  7. Regulasi permeabilitas vaskular

Bila fungsi dari endotel ini tidak baik atau bahkan terganggu oleh karena berbagai pengaruh, misalnya kurangnya aktivitas fisik, kadar lipid dalam darah yang tinggi, gangguan metabolisme dan hormonal, penyakit kencing manis, adanya gangguan aliran darah (hemodinamik),serta adanya proses inflamaasi, dll. maka akan timbul berbagai permasalahan yang berujung pada penyakit jantung dan pembuluh darah, terutama penyakit jantung koroner.

Dengan aktivitas fisik yang teratur dan dengan dibarengi pola hidup sehat, dapat mencegah dan menunda kejadian penebalan dan pengerasan dinding pembuluh darah yang diisebut sebagai aterosklerosis. Dimana aterosklerosis ini adalah cikal bakal untuk terjadinya sumbatan pada dinding pembuluh darah, yang bila terjadi pada pembuluh darah koroner bisa menyebabkan suatu serangan jantung koroner.

Aktivitas fisik yang bersifat dinamis atau olahraga aerobik seperti berjalan kaki, berlari,  berenang atau bersepeda, sudah terbukti sangat bermanfaat dalam memperbaiki aliran darah terutama pada pembuluh darah koroner, mencegah terjadinya proses inflamasi atau peradangan dalam pembuluh darah (terutama koroner) sehingga tidak mudah terjadi penggumpalan sel-sel darah. Sehingga resiko terjadinya sumbatan pembuluh darah koroner sangat rendah yang berkorelasi positif dengan serangan jantung koroner.

Untuk mendapatkan suatu kondisi jantung yang sehat, seseorang tidak perlu melakukan olahraga yang berat seperti layaknya seorang atlet profesional. Akan tetapi dalam beraktivitas fisik untuk mencapai tingkat kesehatan yang baik, harus meliputi kriteria FITT ( frekuensi, Intensitas, Tempo, dan Tipe aktivitas)

1. Frekuensi

Frekuensi berolahraga yang dianjurkan adalah sebanyak 3-5 kali dalam seminggu. Tidak ada manfaat yang terbukti secara empiris bila kita memaksakan olahraga setiap hari, justru itu akan meningkatkan resiko terjadinya cidera.

2. Intensitas

Aktivitas fisik atau berolahraga yang baik adalah dengan intensitas yang sedang, tidak dengan intensitas berat. Cara menilai suatu olahraga itu adalah merupakan olahraga yg berintensitas sedang adalah dengan cara menghitung denyut jantung saat berolahraga yang berkisar antara 60 s/d 90% denyut nadi maksimal. Rumus menghitung denyut nadi maximal adalah 220-umur.

3. Tempo

Tempo atau lamanya berolahraga berkisar antara 30 menit hingga 1 jam. Diawali dengan pemanasan dan diakhiri dengan pendinginan.

4. Tipe olahraga / aktivitas

Olahraga yang paling banyak disarankan adalah jenis kombinasi olahraga aerobik (mengutamakan gerakan seluruh anggota tubuh) dan kalistenik (jenis olah raga yg mengutamakan kekuatan dan bentuk tubuh) yang bertujuan untuk melenturkan otot-otot.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai makluk sosial, sebenarnya banyak sekali aktivitas kita yang bila dilakukan dengan mengutamakan gerak tubuh, akan sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung. Menurut American Heart Association ( AHA) memberikan pedoman sebagai berikut :

  • Kerjakan pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan rumah sendiri. Seperti menyapu, mengepel, mencuci baju, membersihkan halaman, mencuci kendaraan bermotor, dll.
  • Apabila akan pergi ke toko sekitar rumah, lebih baik berjalan kaki atau naik bersepeda.
  • Bila sedang menonton televisi, lebih baik sambil mengayuh sepeda statis, dari pada duduk diam di sofa
  • Bila makan dan minum, lebih baik mengambil sendiri dari dapur anda.
  • Biasakan parkir kendaraan agak jauh dari kantor, agar ada kesempatan berjalan kaki.
  • Lebih baik menggunakan tangga daripada menggunakan lift.
  • Bergeraklah / berjalan-jalan saat dibandara.
  • Manfaatkan sarana olahraga di hotel saat anda menginap.

Kesimpulan : Dengan melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur dan dibarengi dengan pola hidup serta pola makan yang baik dan benar, maka akan sangat membantu kita semua dari serangan penyakit jantung koroner yang sampai saat ini masih menjadi penyebab kematian no.1 di dunia, terutama dinegara-negara maju.

 

Kepustakaan

  1. American Heart Association, 2012
  2. Gray H, et al. Lecture Notes, Kardiologi, Erlangga Medical Series, Edisi keempat,2005
  3. Sargowo D, Disfungsi Endotel pada Penyakit Kardiovaskular, Bayumedia,2003
  4. Yahya F, Menaklukkan Pembunuh No.1, Qanita,2010
  5. www.shyoong.com

 

Category: Uncategorized
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.